User Engagement: A Good Husband, Makes A Good Wife.

Akbar Rafsanjhani
6 min readMay 23, 2021
Image from Unsplash

Manusia diciptakan untuk hidup berpasang-pasang. Setelah melalui berbagai petualangan kehidupannya, manusia akan mengalami fase dimana mereka juga akan mencari pasangan hidupnya. Mencari pasangan hidup tidak pernah semudah mencari ikan dilaut. Pasti kita pernah mendengar kata-kata tersebut bukan? Tetapi nyatanya memang benar. Tidak semua ikan yang kita temui pasti cocok dengan kita. Mungkin kita senang makan ikan salmon, tetapi bisa saja tidak suka makan ikan tuna. Artinya, terdapat preferensi tertentu mengapa setiap manusia menyenangi ikan-ikan tersebut. Begitupula dengan dalam mencari pasangan hidup. Lantas, apa kaitannya dengan User Engagement?

Tom and Jerry Engagement, from GIPHY

The Definition

Setelah membaca pengantar diatas, mungkin sekarang cukup terbayang mengenai user engagement. Yaitu, semacam preferensi yang digunakan seseorang dalam memilih sesuatu. Ya, benar sekali! Menurut website CodeFuel, user engagement dapat diartikan sebagai berikut.

Simply put, user engagement refers to how frequently and how long a user interacts with your website, app, or other product.

Nah, kita dapat memahami bahwa user engagement merupakan suatu interaksi yang terjalin antara pengguna dengan pemilik produk. User engagement mengukur sejauh mana pengalaman pengguna dalam melakukan interaksi terhadap produk, yang dapat diukur melalui berbagai macam interaksi misalnya click, download, comment, atau share pada suatu konten di produk yang kita miliki.

Biasanya, produk dengan user engagement yang tinggi, tentunya produk tersebut akan mendapatkan keuntungan yang tinggi juga dalam berbagai aspek. Bagaimana bisa?

How User Engagement Works

Sederhananya, ketika kita berhasil membangun hubungan yang baik antara kita dengan pasangan kita, maka pasangan kita akan demanding terhadap kita karena kita mampu memberikan rasa nyaman. Begitulah kira-kira user engagement bekerja. Apabila pengguna tersebut merasa nyaman dengan produk buatan kita, maka dia tentu dengan senang hati menggunakannya. Apalagi jika produk tersebut mampu menyelesaikan masalah secara tepat.

Why User Engagement

“The more you engage with customers the clearer things become and the easier it is to determine what you should be doing.” — John Russell, President of Harley Davidson

Keterlibatan pengguna sangat erat hubungannya dengan profitabilitas pada suatu produk. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, jika pengguna mampu menghabiskan waktu mereka di suatu produk aplikasi tertentu, hal itu menandakan bahwa mereka telah menemukan value didalam produk tersebut. Hal ini memungkinkan bisnis mengahasilkan uang dari produk atau layanannya dengan iklan(advertisement), langganan(subscription), atau penjualan(selling). Keterlibatan pengguna dapat diukur menggunakan analisis produk untuk memahami faktor-faktor apa saja yang berkontribusi dalam engagement yang lebih tinggi. Bagaimana pengukuran tersebut dapat dilakukan?

Measuring User Engagement

Image from Google

Pengukuran user engagement dapat dilakukan dengan berbagai cara, berdasarkan fokus apa dari produk yang akan diukur, misalnya:

  • E-Commerce sites
    Misalnya, hal yang dapat diukur pada situs e-commerce yaitu rasio dari jumlah checkout yang dilakukan user, lalu berapa banyak orang yang melakukan checkout tetapi tidak diselesaikan pembayarannya, serta tingkat keberhasilan dari fitur rekomendasi, dan sebagainya.
  • News sites or blogs
    Pengukuran yang dilakukan misalnya, semakin banyak waktu yang dihabiskan pengguna untuk membaca artikel, maka semakin banyak peluang untuk memonetisasi. Proses monetisasi dapat dilakukan dengan memasangkan iklan atau produk afiliasi pada tampilan web. Jika kita lihat sebelumnya bahwa situs e-commerce berfokus pada penjualan, maka untuk website tipe ini, yang difokuskan adalah waktu.
  • Mobile Application
    Aplikasi biasanya mengukur engagement aitu dengan jumlah peluncuran aplikasi, waktu yang dihabiskan didalam aplikasi, serta jumlah dan jenis interaksi yang diselesaikan dalam aplikasi. Aplikasi yang diukur merupakan aplikasi secara umum. Jika merupakan aplikasi e-commerce maka pengukuran yang dilakukan akan sama dengan website e-commerce.
  • Social Media
    Pengukuran yang dilakukan misalnya seberapa sering pengguna melakukan cek status, memposting hal baru. Biasanya hal-hal tersebut berlangsung relatif cepat. Selain itu, hal-hal apa yang sering diakses oleh pengguna pada media sosial, sehingga aplikasi mampu merekomendasikan konten sesuai dengan keinginan pengguna.
  • Streaming music app
    Adapun hal-hal yang diukur seperti daily usage, waktu yang dihabiskan untuk menggunakan aplikasi tersebut, lagu apa saja yang didengarkan, playlist yang dibuat, serta koneksi dengan teman.
  • Personal Financial App
    Beberapa hal yang diukur pada aplikasi personal financial app ini adalah, weekly usage, sinkroniasasi dengan bank account, membuat planning pengeluaran, notifikasi, serta melihat dashboard.

Increasing User Engagement.

To the Moon, from GIPHY

Setelah memahami bagaimana pengertian, fungsi, manfaat, serta cara pengukuran, tentu terbesit dalam pikiran untuk mengerti bagaimana kita dapat meningkatkan user engagement. Di artikel ini saya akan membahas beberapa tips yang dapat digunakan untuk meningkatkan user engagement pada produk kita.

  1. Make a great first impression
    Setiap hari merupakan kesempatan baru untuk bertemu dengan pengguna baru yang akan secara sukarela menggunakan produk kita. Dengan demikian, kita harus membuat pengguna mengingat dan jatuh cinta dengan produk yang kita buat. Persis seperti kita melakukan pendekatan dengan pasangan, kita harus membuat impresi yang baik pada saat pertama kali bertemu. Misalnya, kita perlu menyampaikan informasi yang mudah dipahami, bermanfaat, serta dirancang dengan indah untuk memotivasi pengguna baru agar lebih sering menggunakan produk kita.
  2. Onboard your users like a PRO
    Onboarding adalah proses penting yang dimulai dari pengguna yang pertama kali login sebagai pengguna baru, dan berakhir di momen Aha! mereka ketika menggunakan produk. Onboarding proses yang baik harus dibuat seinteraktif mungkin to keep the users engaged. Dengan demikian, kita dapat membuat pengguna menggunakan produk kita kembali.
  3. Offer relevant content and friendly design
    Menyediakan konten yang relevan merupakan cara terbaik untuk mebuat user engagement karena pengguna ingin menambah pengetahuan baru dalam hidup mereka melalui produk atau aplikasi yang kita sediakan. Selain itu, bagaimana konten itu disajikan juga perlu diperhatikan. Jangan sampai desain yang kita buat akan membuat pengguna kesulitan dalam mengakses konten yang kita berikan.
  4. Gradually highlight new and useful features
    Setiap pengguna menyukai perubahan baru. Terlebih, perubahan tersebut dapat memudahkan pengguna dalam menggunakan fitur. Setiap kali ada pembaharuan baru, akan lebih baik jika pengguna diberi tahu mengenai hal tersebut. Misalnya dengan diberikan notifikasi berupa email atau push notification dari produk atau aplikasi yang digunakan oleh pengguna. Pembaharuan fitur juga memungkinkan untuk pengguna lama yang sudah tidak menggunakan produk kita, menjadi kembali menggunakan akibat pembaharuan yang menarik bagi mereka.
  5. Find a catchy tone
    Saat membuat produk, kita perlu mempertimbangkan persona yang akan menjadi target pengguna kita. Dengan persona, kita dapat dengan mudah menentukan desian dan fitur apa saja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan calon target pengguna kita. Perlu diperhatikan, akan memerlukan waktu penelitian yang jauh lebih lama ketika kita akan membuat persona untuk produk yang dapat digunakan secara universal. Penjelasan lebih lanjut mengenai persona dapat diakses melalui link berikut ini.
  6. Keep your users happy
    Konsistensi sangat penting untuk diperhatikan, agar pengguna dapat merasa senang ketika produk yang ditawarkan kepada mereka adalah sesuai dengan apa yang mereka dapatkan. Jika produk kita mampu bekerja dengan baik setiap kali mereka membutuhkan, pengguna akan dapat merasakan pengalaman yang memuaskan. Ketika pengguna senang, maka sangat besar kemungkinan pengguna untuk merekomendasikan penggunaan produk ini kepada kerabat mereka, sehingga kita mampu mendapatkan pengguna baru setiap harinya.
  7. Don’t forget to collect feedback.
    Produk yang baik adalah produk yang mampu memenuhi kebutuhan penggunanya. Maka, sudah pasti dengan adanya feedback kita dapat mendengar langsung bagaimana pengalaman pengguna sebenarnya. Apakah mereka senang dengan produk kita, atau sebaliknya. Apakah mereka merasa terbantu dengan produk kita, atau sebaliknya. Hal ini dapat dengan mudah kita ketahui melalui feedback yang dituliskan. Tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua feedback pengguna dapat didengar. Buatlah analisa dengan memprioritaskan keluhan terbanyak dengan tipe yang sama, yang berarti keluhan tersebut dirasakan oleh banyak pengguna. Hal tersebut dapat kita pelajari lebih dalam pada artikel Agile Software Development yang telah saya tuliskan.

User Retention

Menurut Revenera.com, user retention didefinisikan sebagi berikut:

User Retention is the continued use of a product or feature by your customers.

Meskipun mengukur retensi pengguna untuk penggunaan fitur relatif mudah (menggunakan fitur tersebut setidaknya sekali dalam jangka waktu tertentu), mengukurnya untuk suatu produk memerlukan definisi yang lebih banyak. Penting untuk menjelaskan faktor penggunaan yang akan dianggap sebagai “penggunaan produk” sebelum memulai upaya pengukuran Anda. Misalnya, apakah hanya menjalankan aplikasi dihitung sebagai penggunaan atau apakah ada ambang batas yang lebih tinggi berdasarkan waktu, jumlah fitur utama yang digunakan, dll.

Measuring User Retention

Setelah Anda memutuskan periode waktu yang relevan, Anda dapat mengukur retensi pengguna dengan mengambil jumlah pengguna aktif di awal periode waktu dan mengurangkannya dari jumlah pengguna yang masih menggunakan aplikasi Anda di akhir periode waktu. Untuk menghitung tingkat retensi untuk jangka waktu tersebut, cukup bagi angka awal dengan angka akhir.

User Engagement vs User Retention

Sederhananya, user retention adalah tindakan membuat pengguna kembali mengunjungi produk Anda, bahkan jika mereka tidak benar-benar menyelesaikan tindakan apa pun. User engagement, di sisi lain, mengukur berapa banyak waktu yang dihabiskan pengguna individu pada produk saat menyelesaikan tindakan atau menggunakan fitur tertentu.

Conclusions

User engagement memiliki banyak keuntungan jika kita menerapkannya. Misalnya, kita dapat membuat pengguna kita menjadi pengguna yang setia dan mampu melakukan proses marketingnya sendiri, seperti membagikan testimoni penggunaan produk kita kepada kerabatnya, hanya dilandasi oleh tendensi kepuasannya.

Thanks For Reading!

Follow my medium for more articles.

Also, if you want to browse other content, here are my Social Media😁:

Linkedin

YouTube

Instagram

References:

--

--